Makalah
Tentang
‘’SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW’’
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi
Rabby, yang mana telah melimpahkan nikmat kepada kita terutama nikmat yang
paling besar yaitu nikmat Iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad saw., juga tak lupa kepada
keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya, tabi’in itbauttabi’in dan seluruh umat yang
setia mengikuti ajaran-Nya semoga mendapatkan syafaat di yaumul jaza wal hisab
amiin.
Penulis bersyukur kepada Allah swt. karena berkat limpahan
Taupik dan Hidayah serta Inayah-Nya penulis dapat menyusun makalah dengan judul
“SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW”, penulis
juga berterima kasih pada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
dalam batas minimal sehingga terdapat banyak sekali kekurangan atau jauh dari
kesempurnaan, berhubungan dengan wawasan atau ilmu yang penulis miliki. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif atau yang dapat membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
maupun bagi pembaca.
Tugumulyo, Juni 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah
subhanahu wata’ala bukan untuk main-main saja. Namun lebih dari itu yakni untuk
beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Allah tidaklah menciptakan melainkan
bertanggung jawab terhadap ciptaannya dengan mengutus seorang Rasul di tengah
kaum yang jahil.
Allah subhanahu wata’ala mengutus Rasul-Nya untuk menyeru kepada kaumnya agar
mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala saja. Dan Allah subhanahu wata’ala
meridhai Islam sebagai Diin yang menjadi rahmat bagi semesta alam melalui
utusan-Nya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Telah dijadikan-Nya pada
diri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam uswatun hasanah.
Pada makalah ini, pemakalah akan memaparkan tentang sejarah Nabi Muhammad agar
kita bisa mengambil hikmah dari kisah beliau. Insya Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sejarah dan Nabi
Sejarah adalah sebuah asal-usul
(keturunan) silsilah atau kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau.
Sedangkan
Nabi adalah seorang yang diberi wahyu oleh Allah subhanahu wata’ala untuk
melanjutkan syari’at yang diemban oleh Rasul sebelumnya.
B.
Dalil Pentingnya Mempelajari Sejarah dari Al-Qur’an dan Al-Hadits
a. Dalil dari Al-Qur’an
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا
كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al-Hasyr:
18)
Ayat di atas menunjukkan pentingnya sejarah yang telah lalu untuk ditelaah
kembali sebagai i’tibar, seperti yang dikatakan Umar bin Khattab Radhiyallahu
‘anhu : Hisablah dirimu sendiri sebelum engkau dihisab.
قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ
عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Artinya : Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan
dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (Ar-Ruum:
42)
Ayat
di atas merupakan perintah agar memperhatikan sejarah orang-orang terdahulu
yang kebanyakan ditimpa adzab oleh Allah dikarenakan kemusyrikan mereka. Allah
memerintahkan hal tersebut agar manusia mau mengambil pelajaran darinya dan
agar takut kepada Allah.
C.
Sejarah Nabi Muhammad
1.
Nasab Kelahiran Nabi Muhammad
Nasabnya ialah Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Muththalib ( namanya Syaibatu al- Hamid) bin Hisyam bin Abdi Manaf (
namanya al-Mughirah) bin Quraisy ( namanya Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab
bin Lu’ay bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Mu’iddu
bin Adnan.
Itulah nasab Rasulullah saw yang
telah disepakati. Selebihnya dari yang telah
disebutkan di atas masih
diperselisihkan. Tetapi hal yang sudah tidak diperselisihkan lagi ialah, bahwa
Adnan termasuk anak Isma’il bin Ibrahim. Dan bahwa Allah telah memilihnya (
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) dari kabilah yang paling bersih, keturunan
yang paling suci dan utama. Tak sedikitpun dar karat-karat jahiliyah yang
menyusup ke dalam nasabnya.
Muslim meriwayatkan dengan sanadnya
dari Rasulullah saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah telah memilih
Kinanah dari anak Isma’il dan memilih Quraisy dari Kinanah, kemudian memilih
Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.
2. Masa Kelahiran dan Pertumbuhan
Nabi Muhammad
Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam dilahirkan pada hari Senin pagi, 9 Rabi’ul Awwal, tahun gajah.
Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M.
Beliau dilahirkan dari Suku Quraisy,
yaitu Suku yang paling terhormat di Jazirah Arab. Dari suku Quraisy itu, beliau
berasal dari Bani Hasyim, anak Suku yang juga paling terhormat di dalam Suku
Quraisy.
Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayah beliau meninggal ketika beliau
masih berada di dalam kandungan dalam usia 2 bulan.
Setelah melahirkan, Ibu beliau
segera membawanya kepada kakeknya Abdul Muttholib, lalu kakeknya membawanya ke
Ka’bah. Dia berdo’a kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Lalu beliau diberi
nama “Muhammad”, nama yang belum dikenal pada masyarakat Arab Masa itu. Lalu
pada hari ketujuh pasca kelahirannya Muhammad dikhitan.
Setelah itu beliau disusukan kepada Halimah binti Abi Dzu’aib dari Suku Sa’ad
bin Bakr yang kemudian dikenal dengan nama Halimah Assa’diyyah.
Muhammad disusui oleh Halimah selama
5 tahun di perkampungan Bani Sa’ad.
Pada usia itu pula, beliau mengalami peristiwa pembelahan dada (Syaqqus Shadr).
Suatu hari ketika beliau tengah bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba
Malaikat Jibril menghampiri dan menyergap beliau. Lalu beliau dibaringkan, kemudian
dadanya dibelah , lalu hatinya dimbil selanjutnya dikeluarkan segumpal darah
darinya, seraya berkata : “Inilah bagian setan yang ada padamu”.
Kemudian hati tersebut dicuci di
bejana emas dengan air zam-zam, setelah itu dikembalikan ke tempat semula.
Sementara itu teman-temannya
melaporkan kejadian itu kepada Halimah seraya berkata : “ Muhammad
dibunuh... Muhammad dibunuh”. Maka mereka bergegas menghampiri tempat
Muhammad, mereka mendapatinya dalam keadaan pucat pasi.
Setelah itu Halimah sangat khawatir
dan kemudian mengembalikan beliau kepada ibunya.
Pada usianya yang ke-6 Muhammad diajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya,
namun di tengah perjalannya tepat di kampung Abwa’ ibu beliau meninggal karena
sakit. Kemudian setelah meninggalnya Ibu beliau, Muhammad diasuh oleh
kakeknya Abdul Muththalib. Namun dalam usia beliau yang ke-8, kakeknya
meninggal. Sebelum kakeknya wafat, kakeknya sempat berpesan agar Muhammad
diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Beliau diasuh oleh pamannya hingga dewasa.
Dan beliau juga sering diajak untuk berdagang oleh pamannya, hingga beliaupun
mengenal Siti Khadijah. Kepribadian Muhammad yang mulia menjadikan Khadijah
kagum dan akhirnya Khadijah menginginkan dirinya dinikahi oleh Muhammad. Dan
Khadijah menceritakan keinginannya itu kepada sahabatnya Nafisah binti Mani’ah
dan segera Nafisah menyampaikan keinginan tersebut kepada Muhammad, memohon
agar beliau menikahi Khadijah. Akhirnya Muhammad setuju, segera diberitahukan
paman-pamannya dan akhirnya pamannya datang kepada paman Khadijah untuk
melamarnya untuk Muhammad.
3. Pengangkatan Muhammad Menjadi
Rasul
Ketika usia Muhammad mendekati
sekitar 40 tahun, beliau lebih suka menyendiri dan menjauh dari
kesyirikan-kesyirikan yang ada di Mekkah. Beliau suka menyendiri di Gua Hira’
sekitar 2 mil dari Mekkah.
Pada hari Senin, 21 Ramadhan, tepat
saat beliau berusia 40 tahun dalam hitungan hijriah datanglah Malaikat Jibril.
Beliau dipeluk 3 kali, setiap kali memeluk Muhammad, dia berkata “bacalah”,
setiap kali itu pula Muhammad menjawab : ”aku tidak bisa membaca”.
Saat itu Muhammad sangat takut dan
panik.
Setelah itu Jibril membacakan QS.
Al-Alaq : 1-5
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَ خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَم
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَم عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya
: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Kemudian
Jibril meninggalkan beliau. Sejak saat itulah Muhammad diangkat menjadi seorang
Nabi.
Lantas
Nabi Muhammad pulang ke rumah dalam keadaan gemetar dan ketakutan. Lalu
menceritakan kejadian tersebut kepada Khadijah dan berkata :”selimuti
aku.... selimuti aku”
Pada
saat itulah wahyu yang kedua diturunka yakni QS. Al-Muddatsir : 1-7
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ
فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ وَلا تَمْنُنْ
تَسْتَكْثِرُ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِر
Artinya
:” Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!
dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa
(menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,
bersabarlah.
Dengan
turunnya ayat ini, jelaslah bahwa Rasulullaah diutus untuk menyeru kepada
kaumnya untuk mengagungkan Rabbnya dengan tunduk patuh kepada-Nya.
4.
Perjuangan Dakwah
1).
Dakwah di Mekkah
Pada awal-awal dakwah beliau
memulainya dengan dakwah sirriyah atau sembunyi-sembunyi, dan mad’u beliau yang
pertama adalah keluarga dan sahabat beliau. Usaha dakwah itu membuahkan hasil,
terkumpul sejumlah orang yang menyatakan diri masuk Islam. Dan kelompok itu
biasa sisebut dengan As-sabiiqunal Awwaluun (Generasi pertama yang menerima
Islam).
Yang pertama adalah isteri beliau, Khadijah binti Khuwailid lalu budak
beliau Zaid bin Haritsah lalu sepupunya Ali bin Abi Thalib kemudian
sahabat dekatnya Abu Bakar Ash-Siddiq.
Namun
lama kelamaan masyarakat mulai mengetahi dakwah Rasulullah, mulai saat itulah
mereka lebih mengawasi gerak-gerik beliau.
Kemudian
turunlah wahyu Allah yakni QS. Asy-Syu’ara : 214
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ
Artinya
: “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.”
Sejak
saat itulah beliau mengumpulkan kerabat-kerabatnya dari Bani Hasyim namun tidak
ada respon positif dari mereka kecuali dari pamannya Abu Thalib. Abu Thalib
bersedia melindunginya namun tidak mau meninggalkan agama nenek moyangnya.
Semakin
hari permusuhan masyarakat tampak nyata terhadap Rasulullah. Berbagai hinaan ,
serta penyiksaan fisik dilakukan kepada beliau. Hingga akhirnya diputuskanlah
untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia).
Pada
bulan Rajab tahun ke-5 kenabian, hijrahlah rombongan pertama dari kalangan para
sahabat ke Habasyah. Mereka terdiri dari 12 orang laki-laki dan 4 orang wanita
yang dipim[in oleh Utsman bin ‘Affan dan didampingi oleh isterinya Ruqayyah
binti Rasulullah. Kemudian disusul oleh rombongan kedua yakni 83 orang
laki-laki dan 19 orang wanita menuju Habasyah. Disana orang-orang muslim
mendapatkan perlindungan dari raja Najasyi.
Namun
kafir Quraisy gusar mengetahui bahwa orang-orang muslim dilindungi oleh raja
Najasyi, kemudian mereka mengutus dua pemuda yang cerdas untuk membujuk raja
Najasyi agar memulangkan orang-orang muslim kembali ke kampung halamnnya.
Mereka itu adalah ‘Amr bin ‘Ash dan Abdullah bin Rabi’ah (Sebelum masuk islam).
Namun usaha kafirin gagal total berkat kepiawaian dari Ja’far bin Abi Thalib
dan kebijaksanaan raja Najasyi (bi idznillah).
Pada tahun ke-10 kenabian Rasulullah mengalami tahun yang berat, yakni Abu
Thalib meninggal dan yang lebih menyedihkan adalah bahwa Abu Thalib meninggal
dalam keadaan kafir. Kematian Abu Thalib dilanjutkan dengan wafatnya isterinya
Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid. Dua orang yang senantiasa
melindunginya kini telah tiada. Rasulullah mencoba hijrah ke Thaif berharap
disana Islam diterima dengan baik, namun ternyata justru sebaliknya disana
ditolak dengan mentah-mentah. Pada tahun yang sama di bulan Syawal, Rasulullah
menikahi Saudah bin Zumah. Awalnya Saudah adalah isteri dari Sakran bin Amr
yang dahulu ikut hijrah ke Habasyah, namun suaminya meninggal disana.
Pada musim haji tahun ke-11 kenabian, Rasulullah mendakwahkan Islam kepada rombongan-rombongan
haji. Meskipun tidak ada respon yang signifikan, namun Rasulullah berhasil
mendakwahkan Islam kepada 6 pemuda dari Madinah yang berasal dari suku Khazraj.
Mereka adalah :
1.
Asad bin Zurarah
2.
Auf bin Al-Harits bin Rifaah, Ibnu ‘Afra
3.
Rafi’ bin Malik bin ‘Ajlan
4.Quthbah
bin ‘Amir bin Hadidah
5.
‘Uqbah bin ‘Amir bin Naby
6.
Jabir bin Abdullah bin Ri’ab
Dan
itulah Baiat Aqobah yang pertama.
Pada
tahun yang sama di bulan Syawal, Rasulullah menikahi ‘Aisyah bi Abu Bakar saat
ia berusia 6 tahun, namun baru dicampuri di Madinah pada bulan Syawal tahun
ke-1 Hijriah ketika Aisyah berusia 9 tahun.
Pada musim haji tahun ke-13 kenabian, rombongan orang yang berhaji dari Madinah
yang berjumlah 73 orang laki-laki, dan 2 orang perempuan melakukan Bai’at
Aqobah yang kedua.
2).
Dakwah di Madinah
Setelah ba’at Aqobah yang kedua, muslimin hijrah ke Madinah
dengan sembunyi-sembunyi. Hingga selang 2 bulan tidak ada muslimin yang tersisa
kecuali Rasulullah, Abu Bakr as-shiddiq dan Ali bin Abi Thalib serta muslimin
yang ditahan musyrikin.
Rasulullah keluar dari rumahnya pada malam 27 Shafar tahun
ke-14 kenabian, kemudian beliau mendatangi Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mereka
lekas pergi menuju Madinah. Mereka berdua berjalan menuju Gua Tsur dan menetap
disana selama 3 malam untuk menghindari pengejaran kafir Quraisy.
Pada hari Senin tanggal 8 Rabi’ul Awwal tahun ke-14 kenabian
atau pada tahun 1 Hijriah, Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wasallam singgah di
Quba’. Disana beliau singgah 4 hari dan membangun masjid Quba’.
Pada hari Jum’at Rasulullah melanjutkan perjalanannya menuju
Madinah dan sesampainya disana beliau mengganti nama awalnya (Yatsrib) menjadi
Madinatur Rasul dan lebih dikenal dengan nama Madinah. Disana, beliau disambut
dengan suka cita penduduk Madinah. Mereka berebut untuk menjamu Rasulullah,
namun beliau mengisyaratkan agar unta tunggangan beliau yang memilih tempat
untuk disinggahi. Lalu unta tersebut berhenti di dekat rumah Abu Ayub, maka
Rasulullah tinggal disana.
Komposisi penduduk Madinah adalah kaum muslimin, kaum
musyrikin dan kaum Yahudi.
Langkah pertama Rasulullah di Madinah adalah membangun
masjid Nabawi di tempat berhentinya Unta Rasulullah. Langkah selanjutnya adalah
mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Kaum Anshor.
Perjuangan Islam setelah itu dipenuhi dengan ujian, mulai
dari perang ataupun yang lainnya. Dan ujian terberat bagi kaum muslim saat itu
adalah wafatnya Rasulullah. Beliau wafat pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal 11
Hijriah, tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari.
D. Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Detik-detik kisah
wafatnya Nabi Muhammad SAW telah tiba. Nabi Muhammad SAW menyandarkan tubuhnya
yang suci ke pangkuan Sayyidah `Aisyah. Pada waktu itu, masuklah Abdurrahman
dan Abubakar dan ditangannya ada sebuah siwak. Dengan matanya yang indah,
Rasulullah SAW memandangi siwak tersebut dan menunjukkan bahwa beliau
menginginkannya. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah berkata kepada Rasulullah : “Wahai
Rasulullah maukah aku ambilkan siwak ini untukmu ?” Beliau pun menganggukkan
kepalanya bertanda mengiyakan. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah pun mengambil siwak
tersebut dan mengunyah ujungnya sampai lunak kemudian memberikannya kepada
Rasulullah. Dan Rasulullah pun bersiwak dengan cara yang paling baik
sebagaimana lazimnya dilakukan oleh beliau kala sehatnya. Di depan beliau ada
sebuah bejana berisi air, lalu beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam air
tersebut kemudian mengusapkan kewajahnya sambil berkata : “La ilaaha illallah,
sesungguhnya kematian itu mengalami saat-saat yang pedih”.
Tak lama selesai
bersiwak, saat itu kepala Rasulullah berada di pangkuan Sayyidah ‘Aisyah dan
Sayyidah ‘Aisyah merasakan beratnya kepala Rasulullah di pangkuannya. Terlihat
Baginda Rasul mengangkat kedua tangannya dan menatapkan pandangan ke atas,
kedua bibirnya bergerak dan Sayyidah ‘Aisyah mendengarkannya beliau berkata:
“bersama-sama dengan orang-orang yang telah engkau anugerahi nikmat, yaitu para
Nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Ya
Allah, ampunilah dan kasihanilah aku, pertemukan aku dengan kekasih Yang Maha
Tinggi, Ya Allah Kekasih Yang Maha Tinggi”
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari perjalanan
sejarah nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di samping sebagai
pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang
cakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau
berhasil menundukan seluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Kita dapat membagi
masa dakwah Muhammad SAW menjadi dua periode, yang satu berbeda secara total
dengan yang lainnya, yaitu:
1.
Periode Mekah,
berjalan kira-kira tiga belas tahun.
2.
Periode Madinah,
berjalan selama sepuluh tahun penuh.
Setiap periode
memiliki tahapan-tahapan tersendiri, dengan kekhususannya masing-masing.
Periode mekah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun.
2. Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah, yang
dimulai sejak tahun keempat dari kenabian hingga akhir tahun kesepuluh.
3. Tahapan dakwah di luar Mekah, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari
kenabian hingga hijrah ke Madinah.
DAFTAR PUSTAKA
http://cahyacalm.blogspot.com/
0 comments:
Post a Comment